Sabtu, 29 November 2008

Pemuda dan Perubahan

Pemuda memegang peranan penting dalam hampir setiap perjuangan meraih cita-cita. Dalam sejarah da’wah Islam, pemuda memegang peranan yang sangat penting. Para Nabi dan Rosul diutus Allah untuk menyampaikan ajaran agama terpilih dari kalangan pemuda yang rata-rata berusia sekitar empat puluh tahunan..

Dalam alQuran terdapat banyak kisah keberanian pemuda. Ada pemuda Ashabul Kahfi, pemuda Musa, Yusuf dan sebagainya. Rosulullah Muhammad Saw ketika diangkat menjadi rosul ketika berumur empat puluh tahun. Pengikut beliau yang merupakan generasi pertama, kebanyakan juga dari kalangan pemuda bahkan ada yang masih anak2. Mereka dibina oleh rosulullah setiap hari di Daarul Arqam. Diantaranya adalah Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam, yang paling muda ketika itu keduanya berumur 8 tahun, Thalhah bin Ubaidillah (11), al Arqam bin Abi al Arqam (12), Abdullah bin Mas’ud (14) yang kelak menjadi salah satu ahli tafsir terkemuka, Saad bin Abi Waqqash (17) yang kelak menjadi panglima perang yang menundukkan Persia, Jafar bin Abi Thalib (18), Zaid bin Haritsah (20), Utsman bin Affan (20), Mush’ab bin Umair (24), Umar bin Khatab (26), Abu Ubaidah Ibnul Jarah (27), Bilal bin Rabbah (30), Abu Salamah (30), Abu Bakar Ash Shidiq (37), Hamzah bin Abdul Muthalib (42), Ubaidah bin al Harits, yang paling tua diantara semua sahabat yang berusia 50 tahun..

Pemuda2 gagah berani yang hidupnya didedikasikan hanya untuk kejayaan Islam seperti inilah yang sanggup memikul beban da’wah dan bersedia berkorban serta menghadapi berbagai siksaan dengan penuh kesabaran. Mereka mendapatkan kebaikan, rahmat dan ampunan dari Allah. Mereka inilah yang disebut dengan orang muflih (beruntung)..

Bila kejayaan Islam masa lalu muncul karena da’wah Islam yang banyak ditopang oleh para pemuda Islam yang memiliki sikap perjuangan yang gigih, sanggup menyisihkan waktunya siang malam demi perjuangan Islam, maka demikian juga dengan masa depan Islam. Sunnatullah tidak berubah. Siapa yang unggul maka dialah yang memimpin. Umat Islam di masa lalu terutama para pemudanya unggul karena mereka memeluk Islam secara kaffah, lurus aqidahnya dan taat pada syariat. Bagaimana dengan pemuda Islam zaman sekarang?..

Pemuda Islam sekarang hidup di masa Jahiliyah. Disekitarnya berlangsung tatanan hidup yang tidak Islami yang disertai pula proses deislamisasi yang demikian deras melalui berbagai media. Hal ini menjadikan satu sisi mereka tetap muslim tapi di sisi lain pemikiran, perasaan dan tingkah lakunya – dalam cara berpakaian, bergaul, bermuamalah dll- telah banyak tercemari oleh pemikiran, perasaan dan tingkah laku yang tidak Islami yang berasal dari khasanah pemikiran non Islam..

Dulu Syafi’I muda telah hafal alQuran pada usia sekitar 7 tahun dan mulai diminta ijtihadnya pada usia kira-kira 14 tahun, sebelum akhirnya ia menjadi seorang mujtahid dan imam madzhab terkemuka. Kini kira-kira apa yang difikirkan dan dilakukan oleh remaja usia 7 hingga 18 dan pemuda usia 23 tahun?..

Jelaslah sudah bahwa untuk membangkitkan umat, diperlukan pemuda-pemuda yang mau bergerak secara ikhlas dan sungguh2 untuk meraih kembali kejayaan Islam. Pemuda yang dibutuhkan adalah para pemuda Islam sekualitas para sahabat yang memiliki tauhid yang lurus, keberanian menegakkan kebenaran serta memiliki ketaatan pada Islam tanpa reserve sebagaimana yang ditunjukkan oleh para sahabat Rosulullah Saw. Dengan dorongan peran pemuda inilah maka perjuangan penegakan kembali aturan Allah di muka bumi ini akan berlangsung dengan giat sehingga Islam kembali tegak..

Yakinlah pada diri kita bahwa kita mampu menjadi pribadi-pribadi muslim yang tangguh dan berpengaruh seperti Ali bin Abi Thalib, Imam Syafi’I dll. Insya Allah dengan izin Allah kita akan bisa menjadi seperti mereka asal kita mau serta diiringi dengan usaha yang sungguh2..

Tidak ada komentar: