Sabtu, 29 November 2008

Kembali Ke PANCASILA

YUNIAR KUSTANTO MELAWAN STAGNASI.
Pancasila sebagai nilai luhur bangsa semakin usang ditengah kehidupan mahasiswa. Nilai-nilai yang terkandung didalamnya yang merupakan jati diri bangsa hanya tinggal nilai-nilai semu dalam laporan akademik dan hilang dalam sudut-sudut kehidupan mahasiswa. Sejak Sekolah Dasar nilai tersebut hanya sebagai data di otak, nge hank di hati dan akhirnya dalam not responding dalam aplikasinya. Penyebabnya adalah faham liberalisme yang mengatasnamakan modernisasi masuk dalam kehidupan mahasiswa dan membentuk polapikir dan tingkah lakunya. Mahasiswa dikatakan ketinggalan jaman kalau memperjuangkan nilai-nilai untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, dikatakan sok paling beradablah, paling bermoral. Maka kau akan terasing jika mengaplikasikan Ketuhanan yang Maha Esa dalam masyarakat yang menuhankan hak, akal, pasar, dan lainnya.

Pancasila mengajarkan kita bahwa hidup kita hidup berbangsa-bangsa, bersuku-suku, berbagai agama, berbagai adat. Masing-masing mepunyai rasa cinta dan rasa kehormatan. Hal ini menjadi sumber tenaga untuk mempertahankan peri kehidupan berbangsa, bersuku, beragama, dan itu semua merupakan dorongan untuk mencapai kejayaan masing-masing. Orang Irian ingin sukunya maju dan makmur seperti orang Jawa ingin makmur. Orang Islampun ingin penganutnya memahami dan mengaplikasikan ajaran Islam seperti orang Budha menganut dan mengaplikasikannya. Setiap golongan punya keinginan yang sama.

Maka persoalannya apakah hal itu dibiarkan berkobar dan menjadi sumber pertarungan bebas antar hak selayaknya hutan belantara yang liberal tidak ada aturan atau rasa cinta dan kehormatan tersebut dihilangkan untuk sumuanya kemudian diatur sama rasa sama rata tanpa ada hak pribadi.Liberalis atau Sosialis? Atau kita kembali pada nilai-nilai Pancasila?

Saat ini mahasiswa butuh bersatu demi menyelamatkan bangsa seakan pertama berjumpa awal semester saat belum ada doktrin perpecahan menodai. Perbedaan akan menjadi sebuah keniscayaan. Tak pantaslah senior mendoktrin kebencian hingga kelompok-kelompok saling memusuhi bukan saling mengenal.

Kita harus kembali pada persatuan Indonesia.Kepada nilai KeTuhanan Yang Maha Esa, Kepada keadilan sosial bukan kelompok, Kerakyatan yang dipimpin hikmat bukan nafsu dan kepentinagn golongan dalam permusyawaratan perwakilan. Stop Sekularlisme, Liberalisme dan doktrin kebencian dari senior di kampus. Mari kembali pada nilai-nilai PANCASILA.




Tidak ada komentar: